Google Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Senin, 21 Februari 2011

Filsafat Ilmu


ILMU PENGETAHUAN/FILSAFAT ILMU
Ilmu pengetahuan mempunyai ciri yang sistematis, sistemik, teratur, mempunyai objek tertentu, universal, progresif, dan dapat ditentukan kebenarannya. Tidak semua pengetahuan disebut ilmu, sebab pengetahuan lebih berdasarkan pendapat pribadi saja. Pengetahuan dapat berubah atau bisa disebut ilmu jika sudah ada unsur “kemengapaan” atau “kenapa begitu?” didalamnya.
           Filsafat ilmu (FI) adalah cabang ilmu dari filsafat. FI sebagai kajian lanjutan dari setiap perkembangan ilmu. FI adalah secondary order criteriology. Persamaan filsafat, filsafat ilmu, dan ilmu adalah ketiganya mempelajari objek materi yang sama yaitu manusia, alam, dan akhirat/ketuhanan.






KONSEP
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu Philosophy, adapun istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani, Philosophia, yang terdiri atas dua kata: Philos (Cinta) atau Philia (Persahabatan, tertarik kepada) dan  Shopia (Hikmah, Kebijaksanaan, Pengetahuan, Keterampilan, Pengalaman Praktis, Inteligensi). Jadi secara Etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran.  Orang yang memahami filsafat dikenal dengan filosof. Manusia filosofis adalah manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal. Sebelum Socrates, ada sekelompok yang menyebut mereka shopist yang berarti cendekiawan. Dan kelompok inidikenal sesat karena hujah-hujah yang keliru dalam penarikan kesimpulan mereka.
Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Filsafat disini bukanlah suatu produk melainkan suatu proses, dan proses inilah yang nantinya menetukan sesuatu itu dapat diterima atau tidak. Dengan demikian filsafat berubah seiring dengan bukti-bukti yang ada dan akan menapai titik tertentu apabila ilmu itu sudah bersifat mutlak.

ASUMSI
Asumsi dalam ilmu sama dengan ide, pertanyaan, atau pernyataan yang masih bersifat sementara atau tentatif. Dikatakan tentatif karena tidak ada/tanpa kajian lebih lanjut, atau masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Mempelajari ilmu harus bertolak dari asumsi/sesuatu yang diduga-duga/diperkirakan.
            Ilmu modern pada dasarnya mempunyai asumsi yang sama, yaitu memahami alam dan  sistem yang teratur, lalu dilanjutkan dengan penelitian, yang kemudian menghasilkan ilmu. Semua ilmu modern bersifat tentatif, oleh karenanya perlu dilakukan observasi. Observasi adalah mengamati gejala yang dikaji dengan panca indra dan rasio. Selain itu, observasi merupakan proses empiris dan juga proses ilmiah yang paling mendasar.
            Perilaku ada yang bisa diobservasi dan ada pula yang tidak. Perilaku yang tidak bisa diobservasi akan diterjemahkan secara berbeda-beda dari internal condition (interference) oleh setiap pengamat/peneliti. Hal ini menimbulkan apa yang disebut dengan arousal. Dari sejumlah inference yang muncul, dapat diambil kesimpulan oleh si peneliti, yang darinya kemudian dikonstruk oleh si peneliti, constructed. Perilaku nyata berbentuk perilaku fisik, intangible behavior(IB)/observable >< perilaku yang tidak dapat diamati, unobservable/private behavior.
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu.
Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis.
Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau kualitas dari faktor-faktor yang diteliti.


 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
• Definisi suatu konsep atau constract merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur.
• Pengukuran dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu konsep.
Merumuskan definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan kondisi teknik di lapangan. Jadi perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil pengukuran.


RELIABILITAS
Reliabilitas/keterandalan ialah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
KONSTRUK
            Konstruk tidak sama dengan fakta. Fakta adalah sesuatu/kejadian apa adanya, yang langsung  secara empiris teramati. 
FAKTA
            Fakta adalah suatu struktur psikologi tertentu, sementara observasi adalah menggunakan rasio, panca indra atau hal-hal yang tidak dapat diamati.
 PARADIGMA
Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata bermakna sama yang sering kita jumpai dalam keseharian. Setiap hari kita tentu memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu maupun orang dalam dunia ini. Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitu banyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kita mendapatkan informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasan kepada bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yang dilakukan orang lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yang seringkali merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisi tersebut. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana persepsi yang berada di otak kepala .
Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir. Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melalui paradigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup akan berbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigma dengan pusat yang lain.
Sementara kita mengembangkan paradigma yang memberdaya kita untuk melihat melalui lensa kepentingan ketimbang kegentingannya, kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengorganisasi dan melaksanakan setiap minggu dari hidup kita di sekitar prioritas kita yang lain, untuk menjalani apa yang kita katakan. Kita tidak akan bergantung pada orang lain atau benda apa pun untuk manajemen yang efektif atas hidup kita
Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif, entah bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma menggerakan dari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan paradigm tersebut menghasilkan perubahan yang kuat. Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dari perilaku kita, dan akhirnya sumber dari segala hubungan kita dengan orang lain.

PARADIGMA PSIKOLOGI

  1. Paradigma psikoanalis
·         Teori psikologianalitik (carl gustav jung)
·         Teori psikoanalisis klasik (sigmund freud)
·         Teori psikologi individual (Alferd Adler)
·         Teori psikoanalitik kontemporer (Erik H erikson)
·         Teori psikologi ego (Anna Freud dkk)
·         Teori kepribadian marxian (Erich Fromm)
·         Teori psikoanalisis sosial (Katen Horney)
·         Teori psikiatri Interpersonal

  1. Paradigma trait
·         Teori psikologi institusi (William H Sheldon)
·         Teori holisme dan humanisme (Abraham Maslow)
·         Teori keunikan individu (gordon Alport)
·         Teori faktorial analitik (Raimond B Cattel)
·         Teori tipologi biologis (Hans Eysenk)
  1. Paradigma kognitif
·         Teori terpusat (Carl Rogers)
·         Teori belajar sosial (Albert Bandura)
·         Teori Medan (kurt lewin)
  1. Paradigma behaviorisme
·         Teori behaviorisme (B.F Skinner)
·         Teori stimlus respon (Neal E Miller & John Dolland)
     Paradigma psikoanalis
> Teori psikologianalitik
Teori ini berkaitan dengan peggunaan bahasa menganalisa atau membincangkan seni visual.
    • Seni boleh meluahkan emosi seseorang
    • dalam mengenal pasti pemikiran bawah sadar manusia
    • Tahap ini di capai dengan menganalisis proses-proses kreatif yang terlibat dalam penhasilan seni visual
      Struktur kepribadian
  • Ego : pusat dari akal pikiran lojik, perasaan-perasaan, ingatan-ingatan, persepsi-persepsi, dari psyche yang selalu menghubungkan manusia dengan dunia sekitarnya & memberi identitas pada dirinya
  • Ambang bawah sadar pribadi : tempat terkumpulnya konflik-konflik dan ingatan-ingatan dari kejadian-kejadian yang satu ketika disadari penuh akan tetapi kemudian dilupakan atau terlupakan
  •  Ambang bawah sadar kolektif :  tempat terkumpulnya jejak-jejak laten dari ingatan-ingatan yang pernah terjadi di nenek moyang manusia sampai ke manusia prasejarah. Hal ini tercermin dalam pikiran dan perasaan yang terjadi pada tiap-tiap umat manusia sebagai bentukan dari evolusi yang terjadi di masa lampau. Tempat terkumpulnya warian sejarah evolusi kerohanian manusia yang kemudian bercetak ulang di struktur otak setiap individu

Paradigma trait
> teori psikologi ego
kepribadian manusia merupakan interaksi antara ID, ego dan superego.
    • ID : bagian jiwa paling liar, berpotensi jahat, ID sebagai nafsu manusia yang mementingkan kebutuhan perut ke bawah, ID tidak mempertimbangkan akibat dari pemenuhan hasratnya. ID adalah bagian jahat dari manusia yang beresiko merugikan orang lain dan diri sendiri. ID sebenarnya menguasai manusia 0-2 tahun.
    • EGO : nafsu untuk memenuhi nafsu yang sudah ada kontrol dari manusia itu sendiri, sudah ada pertimbangan dan telah memikirkan akibat yang telah dilakukannya. Ego adalah pengontrol ID. Ego banyak mendominaso manusia 2-3 tahun.
    • Superego : superego disebut juga hati nurani. Pembentukan superego di tentukan oleh pengarahan atau bimbingan lingkungan sejak usia dini. Superego muncul pada umur > 3 tahun
> teori keunikan individu
organisasi dinamis dalam seseorang yang tediri dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan keunikan dirinya dengan lingkungan.

     Paradigma kognitif
> teori belajar sosial
berisi tentang proses belajar, meniru atau menjadikan model tindakan orang lain melalui pengamatan terhadap orang tersebut.
Terdapat dua jenis pembelajaran melalui pemerhatian. Pertama, ia boleh berlaku melalui peneguhan. Ini berlaku apabila kita melihat orang lain diberi ganjaran atau denda untuk tindakan tertentu kita mengubah tingkah laku. Pembelajaran pemerhatian yang kedua ialah pemerhati meniru tingkah laku model walaupun model tersebut tidak menerima peneguhan atau denda semasa pemerhati sedang memerhatikan. Adanya Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan iaitu perhatian, mengingat, reproduksi dan peneguhan atau motivasi.

     Paradigma beaviorisme
> teori stimulus respon :
kebiasaan merupakan salah satu elemen dalam struktur kepribadian, .
Kebiasaan (habit) adalah satu-satunya elemen yang memiliki sifat struktural. Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Dorongan adalah konsep motivasional dalam sistem Hullian dan dipandang berfungsi membangkitkan tingkah laku tetapi ti­dak menetapkan arahnya.  orang bisa belajar harus keinginan (want something), mengenali sesuatu (notice something, mengerjakan do something), dan mendapat sesuatu (get something), sehingga muncul empat komponen utama belajar.
a.       Drive stimulus yang mendorong terjadinya kegiatan
b.       Cue adalah stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan kesopanan yang sesungguhnya.
c.       Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang
d.       Reinforcement adalah hadiah sebagai drive pereda dorongan agar belajar bisa terjadi.

• Filsafat itu mempunyai beberapa karakter, yaitu:1) bersifat menyeluruh, 2) sifat mendasar, 3) sifat spekulatif. Filsafat menjadi tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Dalam perkembangan filsafat menjadi keilmuan terdapat taraf peralihan. Dalam tahap peralihan ini maka filsafat menjadi lebih sempit dan tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral.
• Permasalahan yang dikaji dalam filsafat itu ada 3, yaitu: 1) what is man? Filsafat mempersoalkan siapakah manusia itu? Tahap ini para ahli-ahli filsafat sejak zaman yunani kuno sampai sekarang tak kunjung selesai mempermasalahkan makhluk yang satu ini. 2) what is? Tahap ini mempertanyakan yang berkisar tentang hidup dan eksistensi manusia. 3) what? Tahap ini menjelaskan bahwa epistemilogi dan bahasa merupakan gumulan utama para filusuf.

Dasar-dasar Pengetahuan
• Pengetahuan yang di kembangkan manusia disebabkan 2 hal utama, yaitu: pertama, manusia mempunyai bahasa yang mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, kemampuan berfikir suatu alur kerangka berfikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
• Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu:1) adanya satu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika, 2) penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Dan cara penarikan kesimpulan ini disebut logika.
• Ada 2 cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu:1) mendasarkan diri kepada rasio dan2) mendasarkan diri kepada pengetahuan. Kaum rasionalis mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan yang mendasarkan diri kepada pengalaman disebut paham empirisme.
Selain itu ada cara yang lain untuk mendapatkan pengetahuan yaitu intuisi (pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu). Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia melalui para nabi.
Terdapat 3 (tiga) macam teori untuk mengungkapkan kebenaran, yaitu:
a)       Teori Korespondensi, terdapat persamaan atau persesuaian antara gagasan dengan kenyataan atau realita.
b)       Teori Koherensi, terdapat keterpaduan antara gagasan yang satu dengan yang lain. Tidak boleh terdapat kontradiksi antara rumus yang satu dengan yang lain.
c)       Teori Pragmatis, yang dianggap benar adalah yang berguna. Pragmatisme adalah tradisi dalam pemikiran filsafat yang berhadapan dengan idealisme, dan realisme. Aliran Pragmatisme timbul di Amerika Serikat. Kebenaran diartikan berdasarkan teori kebenaran pragmatisme.
• Proses pembuktian secara empiris dalam pengumpulan fakta-fakta yang mendukung suautu pernyataan tertentu menggunakan teori kebenaran disebut teori Pragmatis yang dicetuskan oleh Charles S.Peirce (1839-1914): maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktia, artinya suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu/ konsekuensi diri pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.


Ontologi
Tapsiran metafisika yang paling pertama diberikan oleh manusia kepada alam adalah terdapat ujud-ujud yang bersifat ghaib (supernatural) dan ujud ini bersifat lebih tinggi/ lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Sedangkan paham naturalisme yang menolak pendapat bahwa terdapat ujud-ujud yang bersifat supernatural. Materialisme yaitu paham yang berdasarkan Naturalisme, berpendapat bahwa gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat ghaib melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam tersebut yang dapat deipelajari dan dengan demikian dapat kita ketahui. Prinsip ini dikembangkan oleh Democritos (460-370 SM).

Epistemologi

Didalamnya mengkaji bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang benar? Dan landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Dengan kata lain metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya mempunyai 3 fungsi yakni menjelaskan, meramal, dan mengontrol. Pola penjelasan terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:1) Deduktif: menggunakan cara berpikir deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya. 2) probabilistic :penjelasan yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yang dengan demikian tidak memberikan kepastian melainkan bersifat peluang. 3)Fungsional/ Telologis:penjelasan yang meletakan sebuah unsure dalam kaitannya dengan system secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik/ arah perkembangan tertentu. 4) Genetik: menggunakan faktor-faktor yang timbul sebelumnya dalam menjelaskan gejala yang muncul kemudian.


Sarana Berpikir ilmiah
Sarana ilmiah bukan ilmu tetapi kumpulan pengetahuan yang didapat berdasarkan metode ilmiah. Tujuannya adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika.

Aksiologi
Ilmu bukan berarti merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Para ilmuan harus berlandaskan moral supaya tidak mudah tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual.
Walaupun penciptaan ilmu bersifat individual, tapi ilmuan juga harus mempertanggungjawabkan ilmunya kepada masyarakat. Tanggung jawab social seorang ilmuan bukan hanya memberikan informasi saja, namun member contoh. Dia harus tampil didepan bagaimana bersifat objektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat, orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar dan kalau perlu berani mengakui kesalahan.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates